Tentang Menjadi Tua (baca: Menua)

Menjadi tua? Menjadi tua itu wajib, begitu penggalan dari sebuah ungkapan. Artinya, pada akhirnya semua manusia akan sampai pada tahap tertinggi di garis usia, menjadi tua. Seperti halnya kematian, menjadi tua adalah proses kehidupan yang tak bisa disangkal oleh siapapun makhluk Tuhan di bumi ini.

Ketika berumur 30-an dulu, berarti 25 tahun yang lalu, wow..., waktu itu ketika melihat orang yang berusia 50 tahun dalam hati saya selalu mengatakan, “Iiih...tua sekali, kasihan”. Kemudian saya langsung membayangkan seperti itulah kondisi saya kalau berusia 50 tahun nanti. Di usia itu, pikiran menjadi tua itu menakutkan. Misalnya, kulit yang keriput, rambut yang memutih, gigi yang tanggal, menopouse, penyakitan, dan lain-lain.

Nah herannya, ketika saya benar-benar sampai pada usia itu, 50 tahun-lima tahun yang lalu- semua rasa ketakutan itu ga ada tuh! Dalam arti semua berjalan dengan biasa-biasa saja, yaa benar ada bagian-bagian kulit saya yang mulai keriput, uban mulai nampak, tapi alhamdulillah gigi tetap ok, dan di usia itu belum menopouse. Tahun berganti, usia bertambah, dan tak terasa sekarang sudah menginjak 55 tahun!

Age is just a number. Kata orang usia itu hanya sejumlah angka. Memang benar. Usia adalah angka yang kita tulis di dokumen-dokumen, angka yang kita sebutkan bila ditanya orang. Angka yang benar-benar tidak ada hubungannya dengan jati diri kita, siapa, dan bagaimana kita ini. Ya benar sih secara fisik ada perubahan seperti yang sudah saya tuliskan di atas, tetapi fakta bahwa semakin saya tua banyak orang yang justru semakin merasa bisa berdamai dengan diri sendiri, dan bahagia dengan keadaan diri mereka. They are happy where they are.

Ada peribahasa mengatakan “…makan asam garam kehidupan“, yang maknanya adalah tentang orang yang sudah berjuang malang melintang mengarungi kehidupan. Siapa lagi yang dimaksud kalau bukan para orang tua. Karena itu menjadi tua mestinya menjadi orang yang lebih bijaksana, lebih bisa mengendalikan emosi, lebih bisa lapang dada, lebih bisa memahami, karena kita pernah menjadi muda (nasehat untuk diri sendiri:) Kiiirk!

Menjadi tua itu wajib, menjadi dewasa, menjadi matang, dan bijaksana adalah pilihan. Melihat ke belakang, kalau saya bisa mengulang masa muda saya, tentu banyak hal di mana saya inginnya bisa berbuat lebih baik, mengambil keputusan-keputusan lebih baik, membaca lebih banyak, dan belajar dengan lebih serius. Tetapi itu bukan berarti saya menyesali bab-bab tertentu dalam hidup saya, misalnya perceraian ketika anak-anak saya masih kecil, kesibukan bekerja dan kuliah sehingga begitu membatasi waktu dengan anak-anak saya dan pola hidup yang tidak sehat. Tidak! Tidak ada satupun hal di masa lalu yang saya sesali karena bagi saya semua hal di masa lalu adalah tempaan jiwa yang membuat saya seperti sekarang ini. Masa lalu adalah bagian yang sudah berlalu meski bekasnya masih terasa. Just let bygones be bygones!

Menjadi tua mungkin tidak disukai oleh banyak orang, tetapi banyak juga orang yang justru lebih suka dengan kehidupan di masa tua. Kebahagiaan ketika bertemu dengan cucu adalah salah satunya. Karena masa tua disambut dengan gembira, maka pikiran pun menjadi lebih optimis menatap masa depan, melihat harapan-harapan baru dan petualangan-petualangan baru. Julia Hawkins, misalnya. Perempuan lansia asal Lousiana yang pernah viral di You Tube karena di usianya yang 105 tahun, perempuan ini memecahkan rekor sebagai pelari perempuan tertua di dunia. Julia, mantan guru SD ini sangat menikmati kehidupan masa tuanya. Julia selalu aktif dengan berbagai kegiatan mulai dari berkebun hingga bersepeda.

Di Indonesia kita juga mempunyai banyak sosok lansia tangguh seperti Mien R.Uno dan Widyawati Sophiaan. (Maaf bila contoh yang diberikan semua lansia perempuan, bukan berarti tidak ada contoh yang mewakili kaum laki-laki-semata hanya karena penulisnya perempuan). Ibu Mien R. Uno yang adalah orangtua dari Sandiaga Uno kini berusia 83 tahun. Ibu Mien menjalani hari tua dengan tetap aktif menulis dan berbagi pengalaman-pengalaman yang menginspirasi. Begitu juga dengan Widyawati. Siapa yang tidak kenal dengan bintang film cantik ini. Di usia 73 tahun, perempuan ini masih terlihat cantik dan enerjik. Widyawati juga banyak berbagi inspirasinya lewat akun Instagramnya.

Banyak sekali hal yang bisa kita pelajari dari pengalaman-pengalaman para lansia yang sudah menjalani kehidupannya dengan tetap berjiwa muda. Menjadi tua memang tergantung bagaimana kita menjalaninya. I think it’s about mindset. Usia boleh terus bertambah tetapi semangat dalam menjalani kehidupan harus tetap menyala.

Kesimpulannya, jika menjadi tua itu wajib dan pasti adanya, let’s embrace! Ayo kita songsong masa itu dengan suka cita. Kunci dari kehidupan masa tua yang sehat dan bahagia ternyata ada pada bagaimana kita menjalani hidup di masa muda. Selagi masih usia muda yang bisa disiapkan menghadapi hari tua yang pasti akan tiba adalah hidup dengan baik dan bergaul dengan orang-orang baik.

Sebagai penutup apa yang dikatakan Abraham Lincoln ini sejalan dengan ungkapan “Really, age is just a number.”

“In the end, it’s not the years in your life that count. It’s the life in your years.”
– Abraham Lincoln